Pentingnya Pendidikan yang Memberdayakan

Apr 22, 2024.
- by Admin Website

BAN-PDM, YOGYAKARTA – Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) I BAN-PDM tahun 2024 yang digelar di Hotel Alana Yogyakarta, DIY, Ketua Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (BAN-PDM) Totok Suprayitno, Ph.D. menyampaikan paparan mengenai pentingnya pendidikan yang memberdayakan siswa, Sabtu (24/2/2024). 


Dalam pemaparannya, Totok menyampaikan refleksi mengenai pentingnya mewujudkan pendidikan yang memberdayakan. Menurut dia, pendidikan di Indonesia masih diwarnai dengan urusan administrasi yang justru menjadi beban bagi para pendidik. Padahal, kata dia, tugas pendidik sejatinya adalah memberdayakan anak.


“Kita sebagai orang tua, kodratnya sebagai pendidik. Mari kita posisikan diri sebagai orang tua dari siswa. Asesor, dosen, guru, pengawas, benang merahnya orang tua dari anak-anak, kita yang memiliki kemampuan mendidik. Biasanya kita berharap anak kita pinter, budi pekerti baik, wawasan luas, bisa beradaptasi, dapat kerja yang baik, nanti dipungut mantu oleh orang baik,” ujarnya, Sabtu (24/2/2024).


Dia menegaskan bahwa pendidikan harus mengupayakan supaya anak makin mandiri menghadapi zaman yang makin kompleks. “Pemerintah dan negara perlu campur tangan karena kalau anak makin terdidik negara makin diuntungkan. Jika masyarakat terdidik maka pendapatan negara akan membaik,” ujar Totok optimistis.


Jadi, kata dia, ada spillover dari pendidikan yang umum untuk negara. Itulah sebabnya pendidikan menjadi ruang private, tapi juga menjadi urusan publik, di mana negara wajib mendidik warga negaranya.

 

“Jadi, sekolah didirikan untuk memberdayakan anak. Bila kita berpegang pada filosofi pendidikan semacam itu, siapa pun menterinya nanti, kita tidak akan bingung,” ungkap Totok.

 

Menurut dia, setiap era menteri memiliki legitimasi masing-masing, misalnya nama program yang terus berganti seiring dengan pergantian menteri. Namun, lanjut dia, esensi itu sering kali tertutupi oleh aksesori. “Mungkin definisi sekolah yang kita cita-citakan tidak seperti nama program menteri, tetapi yang terpenting adalah esensinya sama,” ujarnya. (soleh/redaksi.banpdm)

 

Sumber Gambar: Dok. BSKAP Kemendikbudristek