Berita
29 Juni 2025
Penyempurnaan Instrumen Akreditasi 2024 Versi 2025
JAKARTA - Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (BAN-PDM) tengah melakukan penyempurnaan instrumen akreditasi untuk semua jenjang satuan pendidikan. Dalam rangka penyempurnaan tersebut, BAN-PDM melibatkan asesor, asesi, dan para ahli dalam rangkaian uji keterbacaan instrumen akreditasi.
Uji keterbacaan instrumen akreditasi (IA) 2024 versi 2025 ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Instrumen akreditasi untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah (dikdasmen) dan satuan pendidikan kerja sama (SPK) telah dilakukan pada 22-23 Mei 2025. Kegiatan ini melibatkan asesor dan sejumlah perwakilan sekolah/madrasah.
Kemudian, pada 29-30 Juni 2025, dilakukan uji keterbacaan instrumen akreditasi untuk program pendidikan kesetaraan dan instrumen akreditasi sekolah luar biasa. Untuk instrumen akreditasi SLB, yang terlibat tidak hanya melibatkan asesor dan perwakilan sekolah, tetapi juga melibatkan ahli di bidang pendidikan khusus.
Rangkaian kegiatan ini masih akan berlanjut dengan uji keterbacaan instrumen akreditasi pada jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK).
Dengan digelarnya kegiatan uji keterbacaan dalam rangka penyempurnaan instrumen akreditasi ini diharapkan dapat menghasilkan luaran berupa instrumen akreditasi yang baik secara keterbacaan sehingga dapat memotret kondisi satuan pendidikan dan program pendidikan kesetaraan dengan lebih akurat.
Ketua BAN-PDM yang hadir dalam sesi pembukaan menekankan pentingnya instrumen yang generik namun mampu menangkap berbagai spektrum mutu layanan pendidikan.
"Jangan sampai instrumen kita itu wah, ini memang kalau untuk PKBM yang hebat ini tertangkap nih, tapi kalau yang masih berjuang ini masih perlu itu yang dilihat adalah yang yang belum tertangkap," ujar Totok, Ahad (29/6).
Dia mengungkapkan bahwa ada tiga hal dalam instrumen akreditasi yang selaras dengan SNP, yakni peran guru atau pendidik, kepemimpinan kepala sekolah, dan hasil belajar. Totok meyakini bahwa guru yang hebat mampu menciptakan proses belajar yang hebat, bahkan dengan sumber daya seadanya.
"Kepemimpinan layanan pendidikan sangat krusial dalam mendorong dan menegakkan iklim belajar, baik di dalam maupun di luar kelas," ungkapnya.
Dia berhadap dengan instrumen akreditasi yang hari ini diuji secara keterbacaan, mutu pendidikan di Indonesia dapat dinilai secara lebih holistik, esensial, dan relevan dengan karakteristik unik setiap layanan pendidikan. (redaksi)
29 Juni 2025
JAKARTA - Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (BAN-PDM) tengah melakukan penyempurnaan instrumen akreditasi untuk semua jenjang satuan pendidikan. Dalam rangka penyempurnaan tersebut, BAN-PDM melibatkan asesor, asesi, dan para ahli dalam rangkaian uji keterbacaan instrumen akreditasi.
Uji keterbacaan instrumen akreditasi (IA) 2024 versi 2025 ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Instrumen akreditasi untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah (dikdasmen) dan satuan pendidikan kerja sama (SPK) telah dilakukan pada 22-23 Mei 2025. Kegiatan ini melibatkan asesor dan sejumlah perwakilan sekolah/madrasah.
Kemudian, pada 29-30 Juni 2025, dilakukan uji keterbacaan instrumen akreditasi untuk program pendidikan kesetaraan dan instrumen akreditasi sekolah luar biasa. Untuk instrumen akreditasi SLB, yang terlibat tidak hanya melibatkan asesor dan perwakilan sekolah, tetapi juga melibatkan ahli di bidang pendidikan khusus.
Rangkaian kegiatan ini masih akan berlanjut dengan uji keterbacaan instrumen akreditasi pada jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK).
Dengan digelarnya kegiatan uji keterbacaan dalam rangka penyempurnaan instrumen akreditasi ini diharapkan dapat menghasilkan luaran berupa instrumen akreditasi yang baik secara keterbacaan sehingga dapat memotret kondisi satuan pendidikan dan program pendidikan kesetaraan dengan lebih akurat.
Ketua BAN-PDM yang hadir dalam sesi pembukaan menekankan pentingnya instrumen yang generik namun mampu menangkap berbagai spektrum mutu layanan pendidikan.
"Jangan sampai instrumen kita itu wah, ini memang kalau untuk PKBM yang hebat ini tertangkap nih, tapi kalau yang masih berjuang ini masih perlu itu yang dilihat adalah yang yang belum tertangkap," ujar Totok, Ahad (29/6).
Dia mengungkapkan bahwa ada tiga hal dalam instrumen akreditasi yang selaras dengan SNP, yakni peran guru atau pendidik, kepemimpinan kepala sekolah, dan hasil belajar. Totok meyakini bahwa guru yang hebat mampu menciptakan proses belajar yang hebat, bahkan dengan sumber daya seadanya.
"Kepemimpinan layanan pendidikan sangat krusial dalam mendorong dan menegakkan iklim belajar, baik di dalam maupun di luar kelas," ungkapnya.
Dia berhadap dengan instrumen akreditasi yang hari ini diuji secara keterbacaan, mutu pendidikan di Indonesia dapat dinilai secara lebih holistik, esensial, dan relevan dengan karakteristik unik setiap layanan pendidikan. (redaksi)