
Pesan Ketua BAN-PDM Saat Penutupan Rakorpim 2025
20 Agustus 2025
Redaksi
JAKARTA – Ketua Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (BAN-PDM) Totok Suprayitno berpesan kepada seluruh peserta Rapat Koordinasi Pimpinan (Rakorpim) BAN-PDM 2025 bahwa tugas akreditasi adalah misi bersama, bukan sekadar pekerjaan atau mata pencarian.
Hal ini disampaikan Totok dalam penutupan Rakorpim yang berlangsung pada 18–20 Agustus 2025 di Hotel Gran Melia, Jakarta, di hadapan perwakilan BAN-PDM dari seluruh Indonesia.
Menurut Totok, semangat ini harus ditanamkan kepada para asesor agar segala kesulitan dalam proses akreditasi dapat terasa lebih ringan, dan hasilnya dapat bermanfaat bagi anak-anak Indonesia.
Ia juga menjelaskan bahwa instrumen penilaian akreditasi telah berevolusi. Instrumen akreditasi, sejak diberlakukan Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan (IASP) 2020, dan kini dilanjutkan dengan IA 2024 tidak lagi hanya menilai aspek fisik atau administrasi, melainkan menuntut pemahaman dan kebijaksanaan dari asesor.
Akreditasi kini berfokus pada tiga komponen utama, yaitu kinerja guru, lingkungan belajar, dan kepemimpinan sekolah, yang merupakan faktor penting yang membawa dampak langsung pada hasil belajar siswa.
Dalam pesannya, Totok juga menyoroti pentingnya independensi dalam proses akreditasi. Ia menegaskan larangan penerimaan biaya dari pemerintah daerah atau instansi lain untuk menghindari intervensi yang dapat menyandera objektivitas asesor.
"Kita tidak ingin proses akreditasi ini dibiayai oleh kabupaten yang membawa beban-beban untuk mengikuti kehendak yang diakreditasi," tegasnya. Menurut dia, sistem yang dikembangkan saat ini bertujuan menghilangkan beban asesor dari penilaian subjektif, sehingga mereka dapat bekerja secara objektif dan bebas dari tekanan pihak manapun.
Di akhir sambutannya, Totok menegaskan bahwa tujuan akreditasi tidak berhenti pada pemberian status A, B, C, atau TT. Ia berharap akreditasi menjadi pemantik bagi sekolah-sekolah untuk melakukan perubahan demi perbaikan layanan pendidikan.
"Akreditasi itu ingin memberikan pemantik, memberikan cahaya pada sekolah untuk melakukan perubahan yang diperlukan," katanya menegaskan. (soleh/redaksi)